Jumat, 14 Februari 2014

Peranan Islam dalam Kemerdekaan Indonesia

Dalam sejarah Indonesia umat Islam mempunyai peranan penting, baik dalam mempertahankan negara Indonesia maupun dalam membangun Negara Republik Indonesia. Selama kurang lebih tiga setengah abad, Indonesia meringkuk dalam cengkeraman penjajah. Kekayaan alam Indonesia yang melimpah ruah itu semuanya mengalir ketangan penjajah. Kemudian penjajah itu bukan saja menjajah politik bangsa saja, tetapi juga menjajah hak asasi bangsa Indonesia yang paling dasar bagi umat Islam, yaitu menjajah faham-faham agama Islam untuk ditukar dengan faham Komunisme , Liberalisme, dan agama lain.
Sejak semula, api kepahlawanan berkobar menentang penjajah. Ini merupakan ciri semangat jihad umat Islam yang sama sekali bertentangan dengan ide-ide penjajah maupun tekanan-tekanan yang menimpa diri umat Islam.
    Perlawanan terhadap penjajah itu sudah dimulai sejak bangsa-bangsa asing tersebut mulai mencengkeram bangsa pribumi. Dalam abad ke 17 sampai 19 perlawanan umat Islam sudah dilakukan dan dipelopori oleh tokoh-tokoh pahlawan Islam, seperti Sultan Agung (Mataram), Sultan Agung Tirtayasa dan Ki Tapa (Banten), Sultan Hassanuddin (Makassar), Teuku Cik Ditiro (Aceh), Teuku Imam Bonjol (Minangkabau) dan para Kyai diseluruh pondok pesantren, terutama dikalangan santri santri pulau Jawa. Patriot-patriot bangsa ini dapat dilihat semangatnya dalam mencapai kemerdekaan, telah menggema keseluruh nusantara. Pahlawan-pahlawan itu merupakan embrio gerakan Nasional secara keseluruhan dalam menentang penjajah, sebab dengan rasa senasib terjajahnya umat Islam, mereka merasa satu se-Nusantara tanpa melihat dari daerah mana mereka berjuang.
    Bangsa Indonesia mempunyai semangat persatuan Islam yang amat kuat untuk dapat mengusir penjajah Belanda. Waktu bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, musuh-musuh Republik Indonesia masih berusaha menggagalkan arti dari pada proklamasi kemerdekaan tersebut. Untuk mempertahankan proklamasi Rois Akbar NU K.H. Hasyim Asy’ari menyerukan resolusi jihad. Dengan dicetuskannya resolusi jihad, maka semangat umat islam membela kemerdekaan berkobar di seluruh tanah air. Pemuda-pemuda Islam menggabungkan diri kedalam pasukan Hisbullah yang dipimpin oleh Zainal Arifin, orang Islam dari kalangan bergabung didalam barisan “Sabilillah” dibawah pimpinan K.H. Masykur. Para Kyai bergabung dalam barisan “Mujahidin” dibawah pimpinan K.H. Wahab Hasbullah.
    Dalam kancah revolusi Indonesia 1945-1949, mereka menjadi pengawal Revolusi dalam merebut persenjataan Jepang untuk melawan agresi sekutu, terutama pada pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya. Kemudian mereka terbentuk dalam Badan Keamanan Rakyat (BKR), akhirnya menjadi cikal-bakal Tentara Nasional Indonesia (TNI). Pada waktu Belanda menyerbu Yogyakarta tanggal 19 Desember 1948, menurut perhitungan politik Bung Karno, Syahrir, H.AgusSalim, Muhammad Roem, As-Saat, dan lain –lain. Para Pemimpin membiarkan diri untuk ditangkap Belanda dan di asingkan ke Prapat dan Bangka. Sedangkan Pak Dirman harus keluar kota memimpin perang gerilya dan Mr. Syariffudin Prawiranegara menjalankan mandate memimpin pemerintah darurat Republik Indonesia di Bukit Tinggi, Sumatra Barat.
    Agresi Belanda pada tahun 1948 ke Yogyakarta itu membawa korban ribuan pemuda Indonesia yang gugur syahid mempertahankan kemerdekaan tanah air. Dari istilah “syahid” itulah kemudian pada tahun 1950 dibentuk panitia pembangunan Masjid Syuhada yang diketahui oleh Mr. As-Saat Dt. Mudo di Yogyakarta. Karena besarnya minat dalam menyelesaikan pembangunan itu, maka Masjid Syuhada dapat diselesaikan dua tahun dan diresmikan 1 Muharram 1377 H/ (20 September 1952 M). Dalam proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, secara jelas dapat digariskan peranan umat Islam sebagai berikut, yaitu :
1.    Sumber Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 adalah Piagam Jakarta 22 Juni 1945. Piagam tersebut kemudian menjadi Pembukaan UUD 1945 dengan perubahan beberapa kata. Sedangkan mengenai sumbangan isi dan penandatanganan Piagam Jakarta itu, tokoh-tokoh Islam mempunyai peranan penting atas penanada tanganannya tersebut.
2.    Pada saat diproklamirkan juga dihadiri oleh tokoh-tokoh umat Islam.
3.    Masih dalam suasana Proklamasi itu, pada tanggal 18 Agustus 1945, sidang PPKI memilih Bung Karno sebagai Presiden RI dan Bung Hatta sebagai wakil Presiden. Dalam siding tersebut juga membentuk Komite Nasional Pusat (KNIP) dengan Mr. Kasman Singidimejo sebagai ketuanya.

Maka umat Islam mempunyai peranan yang besar dalam peristiwa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia.

Sumber: http://riszcky.blogspot.com/2012/03/peranan-islam-dalam-kemerdekaan.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar